infotren24. Di Desa Pasi Pasi, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, sekelompok ibu rumah tangga berhasil membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kerja keras mampu mengubah lahan tidur menjadi sumber penghasilan yang bermanfaat. Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek, yang dipimpin oleh Siti Rahmayanti, telah menjadi inspirasi dengan kegiatan bertaninya yang dimulai dari swadaya hingga kini memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya.
Memulai dari Nol dengan Swadaya
Kisah KWT Anggrek bermula dari inisiatif sepuluh ibu rumah tangga yang melihat potensi lahan desa seluas 0,5 hektar yang tidak produktif. Dengan semangat swadaya, mereka mengumpulkan modal seadanya untuk mulai bercocok tanam. “Kami merasa sayang jika lahan ini dibiarkan begitu saja. Awalnya sulit, tapi dengan semangat gotong royong, semuanya terasa lebih ringan,” ungkap Siti Rahmayanti, ketua kelompok.
Tanpa pengalaman bertani yang mendalam, mereka belajar bersama, saling berbagi pengetahuan, dan berinovasi. Dimulai dengan menanam sayuran organik, cabai, timun, kacang panjang, terong, hingga tomat, kelompok ini mengubah lahan yang dulunya tidak terawat menjadi kebun hijau yang subur.
Dukungan Pemerintah Desa
Melihat dedikasi para anggota KWT Anggrek, pemerintah desa yang dipimpin oleh Raksan, S.Sos sebagai pelaksana tugas kepala desa, memberikan dukungan berupa pendampingan dan fasilitasi. “Kami ingin kelompok ini terus berkembang dan menjadi contoh bagi masyarakat lain di desa ini,” ujar Raksan.
Dukungan tersebut menjadi penyemangat tambahan bagi para anggota kelompok untuk terus konsisten mengelola kebun mereka.
Pemasaran Unik dan Hasil yang Menggembirakan
Kreativitas KWT Anggrek tidak hanya terlihat di kebun, tetapi juga dalam cara mereka memasarkan hasil panen. Dengan memanfaatkan teknologi sederhana, mereka membentuk grup WhatsApp yang menjadi jembatan komunikasi antara kelompok tani dan pelanggan tetap, yang sebagian besar adalah pegawai negeri dari berbagai dinas di kabupaten.
“Setiap tiga kali seminggu, kami panen dan langsung mengirimkan hasilnya ke pelanggan. Kami senang karena mereka sangat mendukung produk kami,” kata salah satu anggota kelompok.
Hasil penjualan dicatat dengan rapi dalam pembukuan khusus. Setiap akhir bulan, total pendapatan direkap dan dibagi berdasarkan kehadiran anggota saat gotong royong. Beberapa anggota bahkan bisa mendapatkan bagi hasil hingga Rp 500.000 per bulan, sementara sisanya dimasukkan ke dalam kas kelompok untuk pengembangan kegiatan.
Lebih dari Sekadar Bertani
Kegiatan KWT Anggrek bukan hanya tentang bertani, tetapi juga tentang pemberdayaan perempuan dan pemanfaatan waktu luang secara produktif. Para anggota kelompok merasakan manfaat yang lebih dari sekadar materi. “Kami jadi lebih dekat satu sama lain. Kami belajar bekerja sama, saling mendukung, dan tentunya bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga,” tutur seorang anggota dengan senyum bangga.
Langkah Kecil Yang Menginspirasi
Meski sederhana, kegiatan KWT Anggrek memberikan dampak besar. Selain meningkatkan pendapatan keluarga, mereka juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa lahan tidur dapat diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat. Harapannya, program ini dapat menjadi inspirasi bagi masyrakat lainnya untuk melakukan hal serupa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi motor penggerak perubahan. Semoga kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi kami, tetapi juga menjadi pemantik semangat bagi masyarakat lain,” tutup Siti Rahmayanti.
Dengan dedikasi dan kerja keras, KWT Anggrek Desa Pasi Pasi telah menunjukkan bahwa gotong royong dan keberanian memulai adalah kunci untuk menciptakan perubahan positif, bahkan dari langkah kecil sekalipun.