Luwu Timur – Selasa (11/3/2025), ratusan warga yang tergabung dalam Forum Aliansi Rakyat Miskin Lingkar Tambang (ARMLT) menggelar aksi demonstrasi menuntut penghentian operasional PT Prima Unggul Lestari (PUL).
Mereka menuding perusahaan tambang nikel itu telah mencemari lingkungan dan merugikan petani tambak setempat. Namun, aksi damai ini berujung ricuh setelah diduga terjadi penyerangan brutal oleh oknum karyawan PT PUL terhadap para pendemo.
Seorang warga bernama Rahmat menjadi korban kekerasan. Dalam video yang beredar luas di media sosial, Rahmat mengaku tidak tahu apa-apa dan hanya duduk di motornya sebelum tiba-tiba diserang secara membabi buta. Akibatnya, ia mengalami luka di kepala dan memar di wajah, hingga harus dilarikan ke Puskesmas Malili untuk mendapatkan perawatan.
Demo yang dipimpin oleh Mahyuni bersama sejumlah jenderal lapangan itu awalnya berjalan damai. Massa menuntut kompensasi atas kerugian akibat pencemaran lingkungan dan menurunnya produksi tambak. Mereka juga mengecam dugaan penyerobotan lahan oleh PT PUL.
Namun, suasana berubah panas ketika sekelompok orang yang diduga kuat sebagai karyawan PT PUL menyerang pendemo. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, serangan itu tampaknya telah diorganisir dengan rapi. Ia mencurigai adanya pihak tertentu yang sengaja membenturkan masyarakat dengan karyawan PT PUL.
“Sepertinya Ada yang sengaja mengadu domba masyarakat dan pekerja. Kami hanya menuntut hak kami!” ujar salah satu pendemo yang enggan disebutkan namanya dengan nada geram.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT PUL belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan pencemaran lingkungan maupun insiden kekerasan ini. Sementara itu, masyarakat menegaskan tidak akan tinggal diam dan siap menggelar aksi lanjutan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Apakah bentrokan ini hanya awal dari konflik yang lebih besar?
(Kontributor infotren24)
