“Itu mungkin tampak sepele, tapi dampaknya luar biasa bagi tumbuhnya budaya apresiasi di sekolah. Anak-anak belajar bahwa kerja keras dan disiplin akan dihargai” (Dr. Nurmal Idrus)
SOPPENG – Samsuriadi, Kepala SD Negeri 110 Mappalakkae, Kabupaten Soppeng, kembali mengukir prestasi membanggakan. Ia berhasil meraih Juara I GTK Kepala SD Dedikatif Tahun 2025 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, dan akan mewakili provinsinya di ajang nasional pada akhir November 2025.

Prestasi ini bukan datang secara tiba-tiba. Tahun sebelumnya, Samsuriadi sudah menembus lima besar Kepala Sekolah Inovatif se-Sulawesi Selatan, dan sekolah yang ia pimpin juga terpilih sebagai Sekolah Penggerak. Konsistensinya dalam menciptakan inovasi berbasis karakter menjadi kunci keberhasilan tersebut.
Mahkota DEWA: Apresiasi Sederhana, Dampak Luar Biasa
Salah satu inovasi yang paling menonjol dari Samsuriadi adalah program Mahkota DEWA—singkatan dari Disiplin, Eksistensi, Watak, dan Akhlak. Program ini menjadi simbol apresiasi bagi siswa yang menunjukkan prestasi dan perilaku terbaik di sekolah.
Setiap hari Senin, usai upacara bendera, dua siswa, putra dan putri, dengan skor tertinggi berdasarkan indikator DEWA akan dipasangkan mahkota kehormatan di depan seluruh warga sekolah. Momen sederhana ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi para siswa, sekaligus sumber motivasi bagi teman-temannya.
“Apresiasi ini kami jalankan sudah hampir tiga tahun. Kelihatannya sederhana, tapi dampaknya besar sekali. Anak-anak jadi lebih bersemangat, lebih percaya diri, dan perilakunya jauh lebih positif,” ujar Samsuriadi.
Menurutnya, apresiasi adalah bagian penting dalam pendidikan karakter. Dengan menghargai setiap capaian siswa, sekolah membantu membangun rasa percaya diri dan motivasi intrinsik mereka. “Apresiasi bukan sekadar hadiah atau seremoni, tapi pengakuan atas usaha dan ketekunan. Dari sanalah tumbuh karakter kuat dan mental tangguh,” lanjutnya.
Menyalakan Semangat dari Hal Kecil
Selain Mahkota DEWA, Samsuriadi juga memberi dana pembinaan kepada siswa berprestasi, bahkan seringkali dari dana pribadi. Ia menilai bentuk dukungan seperti itu mampu menumbuhkan semangat berkompetisi yang sehat di kalangan peserta didik.
“Kadang saya sisihkan dari kantong sendiri, karena bagi saya, satu apresiasi kecil bisa menyalakan semangat besar,” ungkapnya.
Program ini membawa perubahan nyata di lingkungan sekolah. Disiplin meningkat, prestasi akademik dan nonakademik terus naik, serta tumbuh budaya saling menghargai antar siswa. Suasana belajar pun menjadi lebih menyenangkan dan produktif.
Sekolah yang Mendidik Sekaligus Membentuk Karakter
Inovasi Samsuriadi tidak berhenti pada penghargaan simbolik. Bersama warga sekolah, komite, alumni, dan masyarakat, ia juga mendorong berbagai kegiatan pengembangan, seperti pembangunan mushalla, panggung permanen, serta pembinaan ekstrakurikuler karate, drum band, dan sepak bola. Semua itu menjadi bagian dari upaya menciptakan sekolah yang tidak hanya mendidik, tetapi juga membentuk karakter dan kebersamaan.

“Bagi saya, pendidikan sejati bukan hanya tentang mencerdaskan otak, tetapi juga membangun hati dan watak. Dengan cara sederhana namun bermakna seperti Mahkota DEWA, kita bisa mengubah arah besar perjalanan seorang anak,” tegas Samsuriadi.
Apresiasi dari Dewan Pendidikan Soppeng
Inovasi yang dilakukan Samsuriadi mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Dr. Nurmal Idrus, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Soppeng. Ia menilai bahwa langkah sederhana seperti apresiasi prestasi siswa justru memiliki makna besar dalam dunia pendidikan.
“Selama ini banyak yang hanya fokus pada pembangunan fisik sekolah; gedung, fasilitas, dan sarana saja. Padahal, aspek nonfisik seperti pembentukan karakter dan penghargaan terhadap prestasi siswa sering kali terabaikan. Hal-hal kecil seperti ini, jika dilakukan dengan konsisten, mampu menumbuhkan rasa percaya diri, motivasi belajar, serta membentuk kepribadian positif siswa,” ujarnya.
Dr. Nurmal menambahkan, mahkota bagi siswa berprestasi merupakan bentuk pengakuan yang bermakna dan inspiratif.
“Itu mungkin tampak sepele, tapi dampaknya luar biasa bagi tumbuhnya budaya apresiasi di sekolah. Anak-anak belajar bahwa kerja keras dan disiplin akan dihargai,” tutupnya.
Dengan Mahkota DEWA, Samsuriadi tidak sekadar memberi penghargaan, tetapi juga menanamkan nilai kehidupan bahwa setiap usaha layak dihargai, setiap karakter baik patut diteladani, dan setiap anak memiliki potensi untuk bersinar dengan caranya sendiri. (Redaksi infotren24.com)






