Malam itu, halaman Rumah Jabatan Bupati Soppeng masih menyisakan kehangatan. Lampu-lampu belum seluruhnya dipadamkan, kursi-kursi tamu tersusun rapi setelah digunakan dalam acara Syukuran dan Malam Resepsi Kenegaraan HUT ke-80 RI, Minggu (17/8/2025). Di balik suasana penuh keakraban itu, terselip ruang refleksi yang datang dari sosok yang biasanya lebih memilih diam, Hj. Suarni Suwardi, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Soppeng sekaligus istri Bupati Soppeng, H. Suwardi Haseng.
Dalam wawancara khusus usai resepsi, Hj. Suarni berbicara dengan tenang, seakan menuturkan isi hati seorang ibu rumah tangga. Pandangannya tentang perayaan kemerdekaan begitu sederhana, namun mengandung makna yang dalam.
“Bagi saya, menjadi seorang istri Bupati tidak berbeda dengan menjadi seorang istri di rumah-rumah masyarakat kita. Sama-sama ada tanggung jawab, ada doa, ada pengorbanan, dan ada harapan. Seorang istri selalu ingin melihat suaminya kuat, tegar, dan diberi kesehatan dalam menjalankan amanah. Begitu pula saya, setiap hari doa saya adalah semoga suami diberi kekuatan, bukan hanya sebagai kepala keluarga kami, tetapi juga sebagai pemimpin yang membimbing masyarakat Soppeng,” ucapnya.Meski menyandang predikat sebagai Ketua TP PKK, ia tetap menegaskan posisinya yang paling hakiki, seorang ibu rumah tangga. “Sebagai ibu rumah tangga, keluarga adalah tiang utama. Karena itu, doa saya bukan hanya untuk keluarga kami, tapi juga untuk semua keluarga di Soppeng. Saya ingin melihat para ibu tetap tegar, anak-anak tumbuh dengan baik, dan bapak-bapak senantiasa dimudahkan rezekinya,” tuturnya penuh kelembutan.
Refleksi Hj. Suarni semakin terasa kuat ketika ia mengaitkannya dengan momen kemerdekaan. “Bagi saya, HUT ke-80 RI ini menjadi momen untuk mengingatkan diri bahwa peran seorang istri bukan hanya di balik layar, tapi juga penopang utama. Sama halnya dengan para ibu di desa-desa, di pasar, di sekolah, dan di rumah-rumah, tugas kita semua adalah menjaga keluarga sekaligus menjaga negeri,” katanya menegaskan.Wawancara malam itu ditutup dengan doa yang mengalir tulus, bukan hanya untuk keluarganya, tapi juga untuk seluruh masyarakat Soppeng.“Saya berharap dan mendoakan seluruh masyarakat Soppeng sehat dan urusan lancar, rukun dalam keluarga dan bertetangga, anak-anak sehat, sekolahnya lancar, ibadahnya lancar. Karena ketika masyarakat sehat dan tenteram, itulah kekuatan terbesar untuk membangun Soppeng ke depan,” ungkapnya.
Doa seorang istri, seorang ibu, dan seorang pemimpin perempuan di ruang sosial memang tidak berhenti pada lingkup keluarganya sendiri. Ia merambat jauh, menyentuh keluarga-keluarga lain, menguatkan masyarakat, dan pada akhirnya menjadi bagian dari energi kolektif untuk menjaga kemerdekaan.