SOPPENG

Kejutan Tengah Malam: Excavator Pemda Raib dan Logika yang Lenyap

×

Kejutan Tengah Malam: Excavator Pemda Raib dan Logika yang Lenyap

Sebarkan artikel ini

Cabbenge (17/7/2025)_ Warkop mulai sepi malam itu. Kopi tinggal ampas, obrolan sudah habis. Beberapa pengunjung sudah mengenakan helm, bersiap menyalakan motor untuk pulang. Lampu sorot motor mulai mengarah ke jalan, dan suasana nyaris seperti biasanya, pulang dalam tenang dan sunyi.

Tiba-tiba, seseorang yang masih terpaku dengan HP-nya berseru lantang, setengah tertawa, setengah teriak, “Excavator-nya pemda hilang!”

Sejenak suasana jadi hening. Beberapa orang yang sudah pegang gas motor mendadak turun lagi dari jok. Yang tadi sudah pamit, balik lagi ke meja. Semua mengerumuni si pemilik HP, seperti melihat video artis viral. Tapi ini bukan video artis. Ini excavator. Berat. Besar. Dan… hilang.

“Biasanya itu yang hilang uang receh di kantong. Lah ini… alat berat hilang!” ujar salah satu di antara mereka sambil tertawa miris dan menghantam meja pakai telapak tangannya.

Gelak tawa pun pecah, tapi bukan tawa bahagia—ini lebih ke tawa getir, antara tidak percaya dan tidak tahu lagi harus marah bagaimana.

Saya pun penasaran, membuka grup WA. Ternyata benar, media lokal satu demi satu memberitakan hal yang sama, excavator milik Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan yang dipinjamkan ke Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng raib begitu saja.

Alat-alat itu dulunya dipakai untuk Program SERASI—program nasional yang katanya “Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani”. Tapi sekarang, malah menyisakan tanya, siapa yang menyelamatkan excavator-nya?

Lebih lucunya lagi, pejabat yang ditanyai soal excavator itu justru ramai-ramai angkat tangan.

Dua orang Plt Kadis yang berwenang menyatakan tidak tahu menahu saat dikonformasi oleh media. Mereka memang penjabat baru.

“Yang mungkin tahu itu mantan Kadis yang lama,” ujarnya, seperti main estafet tanggung jawab.

Sayangnya, Sang Mantan belum bisa dihubungi oleh media itu. Teleponnya tak diangkat. Entah sedang sibuk, atau mungkin HP-nya juga ikut “hilang” seperti excavator tadi.

Yang jelas, masyarakat kebingungan. Warkop mulai ribut. Semua tanya hal yang sama: bagaimana caranya excavator bisa hilang? Bukannya itu besar, bunyi juga keras? Bukan kucing, bukan korek.

Puncaknya, info ini sudah sampai ke meja polisi. Kabarnya Unit Tipikor Polres Soppeng, mengonfirmasikan bahwa pihaknya tengah mencari bukti terkait keberadaan alat berat itu. Artinya, kasus ini bisa jadi serius. Bisa jadi juga… ya, begitu-begitu saja.

Sebelum benar-benar pulang malam itu, seorang bapak yang berdiri di ujung warung berucap sambil pakai helm:

“Kita liat nanti, apakah polisi sanggup mengungkapnya… atau malah menguap lagi, atau ujung-ujungnya diselesaikan secara administrasi saja.”

Seketika semua terdiam. Motor mulai dinyalakan satu-satu. Asap knalpot perlahan naik. Warkop bubar, tapi pikiran kami masih tertinggal, bukan karena kopi, tapi karena excavator yang hilang dan logika yang ikut lenyap bersamanya.

Besok pagi, kita tunggu kabar lagi. Semoga bukan kabar “hilang lagi”.