HOME

Firman Udding Harap PT Vale Transparan Soal Kebutuhan Tenaga Kerja Smelter HPAL, Pemdes Diminta Aktif Siapkan SDM Lokal

×

Firman Udding Harap PT Vale Transparan Soal Kebutuhan Tenaga Kerja Smelter HPAL, Pemdes Diminta Aktif Siapkan SDM Lokal

Sebarkan artikel ini

Luwu Timur – Rencana pembangunan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Luwu Timur, oleh PT Vale Indonesia Tbk, mendapat perhatian serius dari anggota Komisi II DPRD Luwu Timur, Firman Udding. Ia menegaskan bahwa PT Vale harus terbuka soal kebutuhan tenaga kerja agar pemerintah daerah hingga ke tingkat desa bisa mempersiapkan potensi lokal secara matang.

Smelter di Sorowako merupakan bagian dari tiga proyek besar yang tengah digarap PT Vale di Indonesia, bersama dua proyek lainnya yaitu smelter HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. Ketiga proyek ini diproyeksikan menyerap total sekitar 30 ribu tenaga kerja ketika rampung antara tahun 2026 hingga 2027.

“Pihak PT Vale perlu membuka data kebutuhan tenaga kerja, baik terampil maupun non-terampil. Ini penting agar data dan penyiapan tenaga kerja bisa tepat sasaran dan berpihak kepada masyarakat serta pengusaha lokal,” ujar Firman, Jumat (25/4/2025).

Menurut Firman, pemerintah desa memegang peran awal yang sangat penting dalam proses ini. “Harus dimulai dari desa. Pemerintah desa harus aktif mengidentifikasi potensi tenaga kerja lokal. Mana yang sudah siap kerja, mana yang perlu dilatih, itu harus jelas sejak sekarang,” tegasnya.

Ia juga mendorong pemerintah daerah agar menyusun kurikulum pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Program pelatihan bersertifikat harus segera dirancang dan diimplementasikan agar pemuda Luwu Timur memiliki daya saing tinggi dan siap menyambut peluang kerja.

Lebih lanjut, Firman berharap ada sinergi nyata antara PT Vale, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan dalam merancang program peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal. “Kalau ini tidak disiapkan dari sekarang, kita hanya akan menyaksikan orang lain datang bekerja, sementara masyarakat lokal terpinggirkan di kampungnya sendiri,” pungkasnya.