PENDIDIKANSENI BUDAYASOPPENG

Tak Ada Fosil Hominin, Tapi Jejak di Calio Mengubah Sejarah (Bag. 2)

×

Tak Ada Fosil Hominin, Tapi Jejak di Calio Mengubah Sejarah (Bag. 2)

Sebarkan artikel ini

Infotren24.com, Soppeng – Di tengah harapan menemukan tengkorak atau potongan tulang belulang hominin, tim peneliti justru hanya membawa naik serpihan batu dari perut tanah Calio. Namun batu-batu itu cukup berbicara. Dalam bidang arkeologi, kehadiran manusia purba tak selalu harus dibuktikan dengan kerangka.

“Fosil memang belum ditemukan. Tapi teknik pembuatan alat batu ini jelas hasil kerja tangan hominin,” kata Budianto Hakim, peneliti utama dari BRIN, dalam penjelasan di lokasi ekskavasi Calio, sore 6 Agustus 2025.

Tujuh artefak ditemukan dalam satu lapisan geologi yang sama, di antaranya core, chopper, flake, dan affil semua menunjukkan bekas pemangkasan, penajaman, dan goresan. Itu bukan proses alami. Itu kerja otak, tangan, dan niat. Dan bagi para ahli, itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan keberadaan manusia purba.

Prof. Adam Brumm. Salah satu peneliti dari Griffit University Australia di lokasi Situs Calio (6/8/2025)

Artefak-artefak itu diperkirakan berusia sekitar 1,02 juta tahun, berdasarkan kombinasi teknik magnetostratigrafi dan analisis peluruhan uranium dari fosil gigi babi purba yang ditemukan di lapisan sedimen yang sama.

Siapa Mereka? Tak Ada Wajah, Tapi Ada Tanda

Belum ada fosil hominin yang bisa memastikan siapa mereka. Namun karakter teknologinya seperti dalam penemuan serupa di Sangiran atau Flores mengarah pada jenis Homo erectus atau kerabat purbanya.

“Kami tidak berspekulasi soal spesies, tapi artefak ini berada dalam kerangka budaya alat batu awal yang sangat konsisten ditemukan pada situs-situs Homo erectus,” jelas Budianto.

Situs Calio menjadi pengingat bahwa jejak manusia purba tak melulu berwujud tulang-belulang, melainkan bisa hadir lewat benda-benda kecil yang ditinggalkan. Sebuah serpihan batu yang diasah tajam, bisa jadi lebih jujur dari ingatan sejarah.

Serpihan yang Menghidupkan Masa Lalu

Ketika artefak itu digenggam, terasa beratnya biasa saja. Tapi ketika disandingkan dengan penanggalan ilmiah, terasa bobot sejarah yang ia bawa. Dari benda kecil itu, satu pertanyaan besar menyeruak: “Jika ada alat, siapa yang memegangnya?”

Jawabannya mungkin belum ditemukan, tetapi sinyalnya telah jelas. Calio adalah bukti bahwa kehadiran hominin di Sulawesi tidak dimulai dari Homo sapiens, tetapi jauh lebih awal, pada masa ketika manusia belum mengenal rumah dan nama.

“Penemuan artefak tanpa fosil bukan hal baru dalam arkeologi. Tapi ketika usianya sejuta tahun dan berada di Wallacea, itu jadi sesuatu yang luar biasa”

Melacak yang Tak Terlihat

Sebagian orang mungkin akan bertanya Mengapa percaya pada batu? Tapi bagi para peneliti, batu tidak berbohong. Ia diam, tapi menyimpan pola. Dan pola itu menunjukkan siapa yang pernah ada.

Situs Calio kini menjadi teka-teki terbuka: siapa manusia purba pertama yang menginjakkan kaki di Sulawesi? Di mana mereka hidup? Mengapa mereka datang? Pertanyaan-pertanyaan itu belum terjawab. Tapi batu-batu dari masa lalu telah melempar kita pada percakapan yang lebih luas, tentang asal usul, migrasi, dan kemampuan manusia awal menjelajah dunia.

Catatan:                                                                  Tulisan ini merupakan bagian kedua dari serial liputan khusus Infotren24.com, berdasarkan pengamatan langsung di lokasi ekskavasi Calio, Kabupaten Soppeng, pada 6 Agustus 2025. Informasi dan kutipan bersumber dari interaksi di lapangan serta publikasi ilmiah tim riset dalam jurnal Nature (6 Agustus 2025).