SOPPENG – Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kabupaten Soppeng menegaskan kesiapannya menghadapi Silaturahmi Regional (Silatreg) KAHMI se-Sulawesi 2025.
Keseriusan itu terlihat dari rapat koordinasi dan silaturahmi internal yang dilaksanakan secara daring, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan tatap muka serta kunjungan ke Sekretariat Majelis Wilayah KAHMI Sulawesi Selatan di Makassar, pada 3–4 Oktober 2025.
Rapat tersebut dihadiri Koordinator Presidium Sade Makka bersama jajaran Presidium lainnya: Arfiani, Muh. Tariqullah, dan Saifuddin Karim. Mereka membahas berbagai agenda penting, termasuk kesiapan dan partisipasi aktif dalam ajang Silatreg yang akan mempertemukan para alumni HMI dari seluruh Sulawesi.
Menurut Sade Makka, Silatreg bukanlah acara seremonial semata, melainkan momentum strategis untuk mempererat ukhuwah, membangun jejaring, sekaligus memperkuat sinergi lintas daerah.
“Silatreg ini menjadi momentum untuk mempertegas peran KAHMI sebagai wadah intelektual yang berkontribusi bagi kemajuan daerah,” ujarnya.
Selain fokus pada agenda regional, forum koordinasi juga menjadi ruang refleksi atas berbagai isu aktual di daerah, serta pembahasan program internal organisasi guna memperkuat kiprah KAHMI di tengah masyarakat. Para presidium menegaskan, alumni HMI memiliki tanggung jawab moral di manapun mereka berada: hadir dengan ide, solusi, dan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah maupun bangsa
HMI: Sejarah Panjang Kaderisasi Bangsa
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) lahir pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta. Organisasi ini berdiri di tengah suasana revolusi, membawa misi besar menyatukan Islam dengan semangat kebangsaan. Di masa awal republik, HMI tampil sebagai pengawal ideologi. Ketika arus komunisme berusaha menguat, HMI berdiri tegak menjaga Pancasila dan keutuhan NKRI.
Prinsip “keislaman dan keindonesiaan” yang diperjuangkan HMI menjadikannya salah satu organisasi mahasiswa paling berpengaruh di Indonesia. HMI juga dikenal sebagai “pabrik kader” yang konsisten melahirkan tokoh bangsa dari berbagai bidang: ulama, akademisi, aktivis, kepala daerah, anggota parlemen, hingga menteri. Dari ruang-ruang kampus, kader HMI melangkah ke panggung nasional dengan membawa gagasan dan idealisme.
KAHMI: Rumah Besar Alumni
Seiring perjalanan waktu, para alumni HMI merasa perlu memiliki wadah untuk melanjutkan kontribusi setelah masa studi usai. Maka pada 17 September 1966 di Jakarta lahirlah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
KAHMI menjadi rumah besar alumni HMI yang tersebar di berbagai bidang kehidupan. Keunggulan KAHMI terletak pada jaringannya yang luas: dari pemerintahan, parlemen, dunia usaha, kampus, hingga organisasi masyarakat. Potensi besar itu tidak hanya berhenti pada wacana, melainkan diwujudkan dalam berbagai langkah nyata, seperti pendirian sekolah, rumah sakit, koperasi, hingga yayasan sosial di banyak daerah.
Selama lebih dari lima dekade, KAHMI telah menjadi ruang konsolidasi alumni untuk terus mengabdi, menjaga idealisme, sekaligus memberi solusi bagi problem kebangsaan.
HMI–KAHMI: Dua Sisi, Satu Nafas
HMI dan KAHMI ibarat dua sisi mata uang. HMI menjadi kawah candradimuka kader bangsa, sementara KAHMI menjadi wadah pengabdian alumni. Keduanya sama-sama penting dan saling melengkapi dalam perjalanan Indonesia.
Denyut sejarah bangsa menunjukkan, dari kampus hingga ruang kekuasaan, dari jalanan demonstrasi hingga ruang-ruang birokrasi, kader HMI senantiasa hadir memberi warna. Kini, KAHMI hadir memperkuat posisi itu dengan jejaring dan kiprah alumni yang tersebar di seluruh tanah air.
Solid di Silatreg 2025
Dengan semangat tersebut, MD KAHMI Soppeng menegaskan tekadnya tampil solid, intelektual, dan kontributif dalam Silatreg KAHMI se-Sulawesi 2025. Lebih dari sekadar ajang temu alumni, Silatreg diyakini akan menjadi forum strategis untuk memperkuat eksistensi KAHMI, baik di tingkat regional maupun nasional.