SOPPENG. Riba bagi sebagian orang mungkin hanya istilah dalam kitab. Namun bagi banyak keluarga, dampaknya nyata, cicilan tak kunjung selesai, bunga yang terus bertambah, hingga keresahan hati setiap kali menandatangani akad. Dari pengalaman itu, lahirlah kesadaran baru, hidup tanpa riba sebagai jalan menjaga keberkahan.
Gerakan menuju ekonomi syariah kini tumbuh kuat di berbagai daerah. Konsep syariah murni, tanpa bank, tanpa bunga, dan tanpa akad bermasalah, menghadirkan kepastian harga dan transparansi cicilan. Bagi masyarakat, kepastian itulah yang memberi ketenangan.
Asosiasi Developer Properti Syariah (ADPS) hadir dari keresahan yang sama. Lahir sebagai komunitas pada 2013 dan diformalkan pada 2020, asosiasi ini diprakarsai oleh Ustadz Ir. H. Rosyid Aziz bersama Muhammad Civic Jati Prastowo dan Muhammad Maliki. Visi mereka sederhana: menghadirkan hunian halal yang adil, menenteramkan, dan bebas riba.
Kini di bawah kepemimpinan Arief Sungkar, ADPS telah mengawal lebih dari 1.050 proyek dengan jumlah rumah lebih 100.000 di berbagai daerah, sekaligus memperkuat kapasitas developer melalui pelatihan, sertifikasi, hingga kemitraan dengan pemerintah dan lembaga syariah. Target besarnya: satu juta rumah syariah hingga 2025.
Di Kabupaten Soppeng, langkah konkret mulai terlihat. Adalah Kamaruddin Wahab, anggota dan penasehat ADPS Sulsel, menyebutkan dua lokasi yang sedang dikembangkan.
“Di Desa Jampu, Kecamatan Liliriaja Kab Soppeng, akan dibangun 34 unit rumah dgn nama lokasi Bukit LaDua Jampu (Bukit Langga Dua Jampu), dilokasi ini Alhamdulillah sudah ada rumah contoh . Sementara di Desa Matajang, Kecamatan Marioriwawo, saat ini dalam tahap pematangan lahan untuk Perumahan Bukit Matajang Permai, dengan jumlah unit 100 unit rumah. Tipe rumahnya beragam, mulai dari tipe 36, 45, hingga 72,” jelasnya saat ditemui di salah satu warung kopi di Cabbenge (27/8/2025)
Menurutnya, setiap perumahan yang dibangun ADPS wajib dan Sunnah dilengkapi masjid dan rumah tahfidz, sebagai bagian dari ekosistem hunian halal. “Hunian syariah bukan sekadar tempat tinggal, tapi lingkungan yang menopang keberkahan hidup,”BAITI JANNATI ,RUNAHKU SYURGAKU tambahnya.
Sederhananya, ini bukan sekadar membangun rumah, tapi membangun cara hidup baru, hidup yang ingin bebas dari jeratan riba dan dekat dengan keberkahan. Di Soppeng, langkah kecil ini bisa menjadi awal bagi tumbuhnya kesadaran ekonomi syariah yang lebih luas.






