PENDIDIKANSENI BUDAYASOPPENG

Migrasi dan Budaya Bahari Awal Hominin: Menyeberang ke Calio Sejuta Tahun Lalu (Bag. 3)

×

Migrasi dan Budaya Bahari Awal Hominin: Menyeberang ke Calio Sejuta Tahun Lalu (Bag. 3)

Sebarkan artikel ini

Infotren24.com, Soppeng – Pulau-pulau Wallacea tak pernah mudah dijangkau. Tapi sekitar satu juta tahun lalu, nenek moyang manusia sudah sampai di Soppeng, entah hanyut, atau memang mampu mengarungi laut.

Begitulah salah satu refleksi singkat yang terlontar saat tim peneliti mengunjungi situs arkeologi Calio, Kabupaten Soppeng. Di antara batuan sedimen berumur lebih dari 800.000 tahun, alat serpih dan batu yang diperkirakan merupakan hasil retasan tangan hominin awal kembali ditemukan.

Titik Eksvakasi di Situs Calio Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng

Dr. Budianto Hakim, geolog senior dari BRIN menyebutkan bahwa indikasi ini bukan hanya menguatkan dugaan migrasi awal manusia ke Sulawesi, tapi juga membuka ruang tafsir baru tentang bagaimana mereka sampai ke pulau ini.

“Secara geologis, Sulawesi tidak pernah terhubung daratan dengan Asia maupun Australia. Jadi satu-satunya jalan untuk bisa sampai ke sini adalah menyeberangi laut,” ujar Budianto di lokasi pada 6 Agustus 2025.

Temuan ini ditulis dalam laporan ilmiah yang terbit di Nature awal Agustus 2025. Dalam publikasi tersebut, disebutkan bahwa temuan artefak batu di situs Calio diduga kuat berasal dari aktivitas hominin sekitar 1 juta tahun silam. Jika benar, maka ini akan menjadi salah satu bukti tertua migrasi manusia purba ke Wallacea, wilayah kepulauan yang selama ini dianggap sebagai batas alami penyebaran manusia awal.

“Ini penting, karena artinya laut bukan penghalang. Justru jadi jalur lintasan,” 

Meski belum bisa memastikan apakah para hominin itu tiba secara pasif (hanyut) atau aktif (menggunakan rakit atau teknologi maritim awal), para peneliti sepakat bahwa kehadiran mereka di Sulawesi menandai perubahan besar dalam pola migrasi awal manusia.

Kondisi lingkungan kala itu, menurut Budianto, juga mungkin berbeda drastis. “Fluktuasi permukaan laut dan aktivitas tektonik bisa memengaruhi jarak antar pulau. Tapi tetap saja, laut adalah laut,” ujarnya.

Ekskavasi di Calio bukan yang pertama. Penelitian di wilayah ini telah berlangsung sejak dekade sebelumnya, namun baru beberapa tahun terakhir ditemukan bukti-bukti kuat tentang kemungkinan kedatangan hominin jauh sebelum Homo sapiens muncul.

Catatan:                                                                   Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari serial liputan khusus Infotren24.com, berdasarkan pengamatan langsung di lokasi ekskavasi Calio, Kabupaten Soppeng, pada 6 Agustus 2025. Informasi dan kutipan bersumber dari interaksi di lapangan serta publikasi ilmiah tim riset dalam jurnal Nature (6 Agustus 2025).