PEMERINTAHANSOPPENG

H. Pammi dan Semangat Humanis Menata Pasar: Saat Langkah Tenang Pemerintah Menuai Sambutan Hangat IKAPPI. 

×

H. Pammi dan Semangat Humanis Menata Pasar: Saat Langkah Tenang Pemerintah Menuai Sambutan Hangat IKAPPI. 

Sebarkan artikel ini

infotren24.com – CabbengE, Soppeng (14/7/2025). Rintik hujan baru saja reda ketika kami tanpa sengaja melewati kediaman H. Pammi di Sumber Jati, CabbengE. Ketua IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia) Kabupaten Soppeng itu menyambut kami dengan senyum hangat. Tanpa seremoni, percakapan pun mengalir akrab tentang kisah-kisah pasar.

Di balik penampilannya yang bersahaja, H. Pammi memendam kepedulian besar terhadap nasib para pedagang pasar di Soppeng. Dan malam itu, ia bicara panjang lebar tentang sesuatu yang membuatnya benar-benar lega.

Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Soppeng, khususnya Bupati H. Suwardi Haseng, SE, dalam menata ulang kawasan Pasar Sentral Lamataesso tanpa gejolak.

“Tidak semua bisa dipuaskan, tapi relokasi kali ini bisa berjalan dengan tenang. Pedagang pun nyaman. Ini karena pendekatan yang dipakai humanis, bukan represif,” ungkapnya.

Menurut H. Pammi, IKAPPI melihat langkah Bupati sebagai wujud nyata keberpihakan terhadap para pelaku ekonomi lokal. Upaya relokasi yang kerap jadi pemicu ketegangan, justru bisa dituntaskan secara damai. Semua berjalan tertib. Warga dan pedagang bisa kembali beraktivitas tanpa tekanan.

“Bagi kami, pendekatan seperti ini sangat membanggakan. Pemerintah punya niat baik untuk menata, dan caranya tidak menyakiti siapa pun,” tambahnya.

Namun di balik keberhasilan itu, H. Pammi juga menyampaikan harapan. Ada sekitar 20 pasar di seluruh wilayah Kabupaten Soppeng. Masing-masing dengan persoalan khas berkisar pada masalah kebersihan, air bersih, sanitasi, parkir, hingga keamanan dan pengelolaan sampah. Semuanya butuh perhatian.

“Kalau boleh berharap, penataan jangan hanya terfokus di pusat kota. Kami ingin semua pasar di Soppeng jadi tempat yang nyaman, aman, dan manusiawi—baik bagi pedagang maupun pengunjung,” katanya.

IKAPPI, sebagai organisasi yang mewadahi para pedagang pasar, menegaskan kesiapannya untuk menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan pedagang. Menurut H. Pammi, IKAPPI bisa membantu menyosialisasikan program pemerintah, mengedukasi pedagang, hingga menyampaikan aspirasi dari bawah.

“Kalau dibutuhkan, IKAPPI siap kolaborasi. Kami pasti terlibat kalau dibutuhkan. Intinya, kita sama-sama ingin pasar di Soppeng ini makin baik,” tutupnya.

Sederhananya, ketika kebijakan menyentuh hati dan pendekatan dilakukan dengan empati, perubahan tak lagi menjadi sesuatu yang ditakuti. Dan di Soppeng, penataan pasar sedang membuktikan itu.

Di sisi lain, banyak pasar tradisional selama ini bergumul dengan persoalan yang nyaris klasik: fasilitas yang kurang layak, pengelolaan yang setengah hati, hingga minimnya sentuhan kebijakan yang menyeluruh.

Ketika upaya penataan dimulai dengan cara yang santun, ada harapan baru yang tumbuh, pasar bisa kembali menjadi ruang ekonomi yang sehat sekaligus manusiawi.